Rabu, 08 Mei 2013

PENDIDIK PROFESIONAL DALAM PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK

I. PENDAHULUAN

Motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Motivasi berhubungan dengan arah perilaku, kekuatan respon dan ketahanan perilaku. Motivasi mendorong dan mengarah minat belajar untuk tercapainya suatu tujuan. Motivasi tumbuh didorong oleh kebutuhan (need) seseorang, seperti kebutuhan menjadi orang kaya maka seseorang berusaha mencari penghasilan sebanyak – banyaknya dengan jalan berdagang, berbisnis, menjadi pengusaha, dan sebagainya. Orang akan termotivasi bila percaya bahwa suatu perilaku tertentu akan menghasilkan hasil tertentu, hasil tersebut mempunyai niai positif baginya dan hasil tersebut dapat dicapai dengan usaha yang dilakukan seseorang. Motivasi berfungsi sebagai pendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, pengarah, dan penggerak. Memberikan motivasi kepada peserta didik, berarti kita memberdayakan afeksi mereka agar dapat melakukan sesuatu melalui penguatan langsung (external), penguatan pengganti, dan penguatan diri sendiri. Jenis motivasi dalam belajar dibedakan dalam 2 jenis, yaitu: 1. Motivasi Extrinsik, merupakan kegiatan belajar yang tumbuh dari dorongan dan kebutuhan seseorang tidak secara mutlak berhubungan dengan kegiatan belajarnya sendiri. 2. Motivasi Intrinsik, merupakan kegiatan belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan penghayatan suatu kebutuhan dan dorongan yang secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.

II. PENGUATAN MOTIVASI BELAJAR

Penguatan motivasi belajar dari pendidik menurut para ahli (Adaptasi dari Knoers, Siti Rahayu, 1989; Winkel, 1991; Briggs & Tefler, 1987; Joyce & Weil, 1988). Bagan ini menurut Schin, 1991: 101-106; Koeswara, 1989; Monks, 1989; Joyce & Weil, 1980, Winkel, 1991: 144-187 (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2002; 94). 1. Guru adalah pendidik yang berperanan dalam rekayasa pedagogis. Ia menyusun desain pembelajaran, dan dilaksanakan dalam proses belajar – mengajar. Guru bertindak membelajarkan peserta didik yang memiliki motivasi intrinsik. 2. Peserta didik adalah pihak yang paling berkepentingan dalam menghayati belajar. Ada peserta didik yang telah berkeinginan memperoleh pengalaman, keterampilan, dan pengetahuan sejak kecil. Peserta didik yang lain baru memiliki itu semua berkat teman sebayanya. Mereka ini memiliki motivasi ekstrinsik. 3. Dalam proses belajar – mengajar, pendidik melakukan tindakan mendidik seperti memberi hadiah, memuji, menegur, menghukum, atau memberi nasihat. Tindakan pendidik tersebut berarti menguatkan motivasi intrinsik; tindakan pendidik tersebut juga berarti mendorong peserta didik belajar karena ingin memperoleh hadiah atau menghindari hukuman. Dampak dari hal ini adalah peserta didik “menghayati” motivasi intrinsik atau motivasi ekstrinsik, dan memiliki semangat yang lebih untuk belajar. 4. Hasil belajar yang diperoleh dapat dikategorikan sebagai hasil belajar sementara, bagian, tak lengkap, atau yang lengkap. Dari segi rekayasa, maka hasil belajar tersebut dibedakan menjadi: dampak pengajaran dan dampak pengiring. 5. Dampak pengajaran adalah hasil belajar yang segera dapat diukur, yang terwujud dalam hasil lapor, nilai ujian akhir, dan nilai ijazah, atau transkrip IP. Sebagian besar rekayasa pedagogis pendidik terwujud sampai pada dampak pengajaran. 6. Dampak pengiring adalah unjuk kerja peserta didik setelah mereka lulus ujian atau merupakan transfer hasil belajar di sekolah. Dari segi tugas pengembangan jiwa, maka dampak pengiring merupakan unjuk kerja tugas perkembangan untuk mencapai aktualisasi diri secara penuh. Dampak pengiring merupakan sarana untuk melakukan emansipasi kemandirian bagi peserta didik. 7. Setelah peserta didik lulus sekolah, sekurang – kurangnya selesai wajib belajar 9 tahun, maka diharapkan mereka dapat mengembangkan diri lebih lanjut. Lulusan sekolah dapat membuat program belajar sepanjang hayat, lewat jalur sekolah atau luar sekolah. 8. Dengan memprogramkan pembelajaran sendiri secara berkesinambungan, maka ia memperoleh hasil belajar atas tanggung jawab sendiri. Ditinjau dari segi peserta didik sebagai siswa, maka emansipasi kemandirian merupakan rangkaian program belajar sepanjang hayat. Dalam hal ini, peserta didik telah mampu memperkuat motivasi belajarnya sendiri karena kebutuhan aktualisasi diri.

III. MEMOTIVASI PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR

Belajar merupakan perubahan perilaku seseorang melalui latihan dan pengalaman, motivasi akan memberi hasil yang lebih baik terhadap perbuatan yang dilakukan seseorang. Motivasi yang dapat diberikan oleh pendidik: 1. Belajar melalui model Seseorang berkembang dengan meniru suatu model, yakni seseorang meniru perilaku orang lain yang disebut belajar. Misalnya belajar atas kegagalan dan keberhasilan seseorang dan menjadikannya pengalaman. Belajar model dapat dilakukan dengan melalui fase – fase: a. Fase Perhatian, fase ini merupakan proses belajar dengan menampilkan atau memberi model yang menarik yang merangsang minat pada peserta didik untuk dipelajari. b. Fase Retensi / Fase Pengulangan. c. Fase Reproduksi, merupakan proses pembimbingan informasi dari bentuk bayangan ke dalam penampilan perilaku yang sebenarnya. d. Fase Motivasi, merupakan fase terakhir dari proses belajar observasional, dimana peserta didik meniru model untuk mendapatkan reinforcement dan informasi yang akan berguna dalam kehidupannya kelak. 2. Belajar kebermaknaan Di dalam materi yang disampaikan oleh pendidik mengandung makna tertentu bagi peserta didik (pengajaran yang bermakna). 3. Melakukan interaksi Interaksi antara peserta didik dan pendidik adalah proses komunikasi yang dilakukan secara timbal balik dalam menyampaikan pesan (message) kepada peserta didik. 4. Penyajian yang menarik Pendidik harus mampu menyajikan informasi dengan menarik, dan asing bagi para peserta didik. 5. Temu tokoh Pengelola sekolah mengundang tokoh atau figur publik untuk memaparkan keberhasilan mereka dalam jenjang pendidikan di depan para peserta didik, sehingga para peserta didik tergugah hatinya untuk berprestasi seperti tokoh di hadapannya dan memunculkan need for achievement dalam diri mereka. 6. Mengulangi kesimpulan materi Setelah materi pelajaran disampaikan, dan umpan balik dari peserta didik telah dilakukan, maka siswa akan diminta untuk mengulangi kesimpulan materi yang disampaikan dalam bentuk poin – poin materi. 7. Wisata alam Peserta didik belajar dengan melihat fenomena – fenomena alam dalam bentuk wisata untuk menumbuhkan minat belajar baru yang nantinya akan memberikan kesan tersendiri pada peserta didik. Sehingga mereka dapat mengembangkan pemikirannya, merangsang mereka untuk berbuat karena mereka membuktikan dan menyaksikan sendiri kejadian alam yang terjadi di sekitar mereka. Kegiatan pembelajaran seperti ini termasuk cara mencerdaskan, mendewasakan, membebaskan, dan memanusiakan manusia (peserta didik). 

IV. KESIMPULAN

Motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Memberikan motivasi kepada peserta didik, berarti kita memberdayakan afeksi mereka agar dapat melakukan sesuatu melalui penguatan langsung (external), penguatan pengganti, dan penguatan diri sendiri. Guru bertindak membelajarkan peserta didik yang memiliki motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik dimiliki peserta didik yang telah berkeinginan memperoleh pengalaman, keterampilan, dan pengetahuan sejak kecil. Setelah peserta didik lulus sekolah, sekurang – kurangnya selesai wajib belajar 9 tahun, maka diharapkan mereka dapat mengembangkan diri lebih lanjut. Ditinjau dari segi peserta didik sebagai siswa, maka emansipasi kemandirian merupakan rangkaian program belajar sepanjang hayat. Dalam hal ini, peserta didik telah mampu memperkuat motivasi belajarnya sendiri karena kebutuhan aktualisasi diri. Belajar merupakan perubahan perilaku seseorang melalui latihan dan pengalaman, motivasi akan memberi hasil yang lebih baik terhadap perbuatan yang dilakukan seseorang. Motivasi yang dapat diberikan oleh pendidik: belajar melalui model, belajar kebermaknaan, melakukan interaksi, penyajian yang menarik, temu tokoh, mengulangi kesimpulan materi, wisata alam. Kegiatan pembelajaran seperti ini termasuk cara mencerdaskan, mendewasakan, membebaskan, dan memanusiakan manusia (peserta didik).

1 komentar:

  1. tapi permasalahannya adalah bagamna kita sebagai motivator ketika kita dihadapkan dengan budaya yang mengharuskan kita untuk menerapkan cara motivsi yang sesuai dengan budaya tersebut.Sebagai contoh budaya Timur, cara yang terbaik untuk memotivasi peserta didik di wilayah timur adalah dengan bersikap keras dan tegas,agar apa yang kita bicarakan dapat di taati,jika kita memotivasi dan mendidik mereka dengan lemah lembut dan mengikuti keingingan mereka justru akan menimbulkan hal-hal yang berdampak negatif.
    tapi persoalannya itu sudah melanggar/bertentangan dengan perubahan kurikulum sekarang.....apakah kita harus merapkan sesuai dengang kurikulum yang berlaku atau kah kita mendindik anak sesuai dengan budaya? terima ksih dan kk harus jawab ya,,,,hehehehhe

    BalasHapus